Hantu Greenbrier: Kembali Untuk Sebuah Pengakuan

Wikipediadotcom

Pada 24 Januari 1897, seorang pria menangis sejadi-jadinya di samping makam terbuka untuk istri tercinta. Dengan air mata membanjiri wajah tertekannya, Erasmus Stribbling Trout Shue (Erasmus) mengalungkan syal ke leher sang istri. Setelah itu, tubuh perempuan bernama Elva Zona Heaster Shue (Zona) dikirim ke pembaringan terakhir.

Saat semua orang menunjukkan raut sedih, Mary Jane Heaster (Jane-ibu dari Zona) memasang wajah marah. Amarah yang dia rasakan tidak bisa disembunyikan sama sekali, dan amarah yang sama juga membuatnya menjadi wanita aneh untuk beberapa pekan ke depan.

Setiap malam, Jane berlutut di samping ranjang untuk berdoa. Ketika sedang mengerjakan sesuatu atau dalam perjalanan ke suatu tempat, dia bertingkah waspada. Dia seolah-olah sedang diawasi seseorang. Atau lebih tepatnya, dia sedang menunggu seseorang muncul atau sesuatu untuk terjadi.

Setelah hampir satu bulan bertingkah aneh, Jane berlari ke kantor jaksa setempat untuk menemui Jaksa John Alfred Preston. Dengan degup jantung tidak karuan dan kesedihan yang mendalam, Jane menceritakan penemuan barunya. Jaksa Preston terkejut, tapi tidak ingin membuat Jane patah hati karena dia baru saja mengalami musibah kehilangan anak kesayangan.

Untuk meneruskan pengaduan Jane, Jaksa Preston menemui Dr, Knapp. Dr. Knapp adalah dokter yang sempat merawat Zona yang sedang mengalami sakit selama kehamilan hingga memeriksa tubuhnya saat Zona ditemukan tewas.

Inilah yang terjadi pada Erasmus, Zona, Jane, dan Kota Greenbrier di Virginia Barat.

Pada Oktober 1896, Erasmus dan Zona bertemu untuk pertama kalinya, lalu saling jatuh cinta. Tidak butuh waktu lama bagi mereka memutuskan untuk menikah. Jane tidak pernah menyukai Erasmus, tetapi rasa sayangnya kepada Zona membuat sang ibu tidak bisa menolak.

Zona pun hamil, namun sayangnya adalah kehamilan yang berisiko. Dengan bantuan Dr. Knapp yang sesekali memeriksa dan merawat Zona, Erasmus bekerja sebagai pandai besi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan.

Suatu hari, Erasmus harus pulang terlambat karena pesanan yang mendadak sampai di detik-detik terakhir jam kerja. Karena tidak ingin membuat Zona cemas, Erasmus mengirim anak buahnya untuk memeriksa keadaan rumah.

Setibanya di kediaman mereka, si anak buah mengetuk pintu dan memanggil Zona. Tidak ada respons sama sekali hingga memaksa si anak buah untuk masuk tanpa izin. Dengan gerakan hati-hati, dia masuk dan terus memanggil. Saat sedang memindai ruangan, dia pun terkejut bukan main karena menemukan wanita tersebut tergeletak di salah satu sudut ruangan.

Erasmus dipanggil dan Dr. Knapp muncul untuk memeriksa keadaan Zona. Di hari yang sama, Zona dinyatakan meninggal dalam keadaan hamil. Penyebab kematiannya pun tidak jauh-jauh dari masalah kesehatan yang sedang dialaminya.

Tetapi, Jane membalikkan keadaan. Apa yang Jane lakukan sudah menjadikan kematian Zona terkenal hingga sekarang. Ada banyak kreator konten dan penulis ikut membahas kejadian tidak masuk akal ini. Sebagian dari mereka hanya menceritakan kembali, namun sebagiannya lagi menambahkan bumbu teori-teori atau pendapat baru atas kejadian tersebut.

Lalu, apa sebenarnya yang sudah dilakukan oleh Jane?

Setelah memakamkan sang anak, Jane pulang ke rumahnya. Ada tekanan penyangkalan dalam benaknya. Dia tidak percaya anaknya sudah tiada. Dia tidak terima anaknya wafat begitu saja. Dan terakhir, dia tidak yakin anaknya meninggal karena penyakit.

Dia yakin Erasmus ada di balik semua ini.

Sejak hari itu, dia berdoa sepanjang malam. Doanya hanya satu: berharap anaknya muncul dan menjelaskan bagaimana dia mati, Jam berubah menjadi hari, dan hari menjadi pekan. Lalu, doanya mulai terjawab.

Selama dua malam berturut-turut, cahaya putih menyilaukan muncul di dalam kamarnya. Jane yakin itu adalan sinyal dari Tuhan dan anaknya. Di malam selanjutnya, cahaya yang sama kembali muncul, namun kali ini lebih dari sekadar sinyal.

Tubuh Zona ikut muncul. Wajahnya pucat. Kulitnya busuk, mengkerut, dan mengelupas sebagian. Dia berdiri dan secara perlahan mendatangi Jane yang terhipnotis oleh penampakan anaknya.

Jane ketakutan hingga tidak bisa mengatakan hal selain pertanyaan: bagaimana kamu bisa mati?

Zona setop. Saat dia membuka mulut, tanah kehitaman berkeluaran dari sana. Beberapa saat kemudian, lehernya bergerak kaku, lalu tiba-tiba memutar hingga kunyi “kretak” terdengar sangat jelas.

Jane menjerit tertahan saat melihat wajah anaknya memutar ke arah berlawanan. Sementara itu, Zona kembali secara pelan-pelan membalik badan hingga wajahnya menghadap sang ibu.

“Sekarang Ibu tahu bagaimana aku mati.”

Zona menghilang setelah mengatakan hal tersebut.

Berdasarkan cerita tersebut, Jaksa Preston dan Dr. Knapp melakukan diskusi darurat. Dr. Knapp lebih cepat menerima kemungkinan yang Jane sampaikan. Dr. Knapp ingat saat dia memeriksa jasad Zona untuk pertama kalinya, Erasmus tampak dengan sangat rajin mengurai rambut sang istri dan menatanya hingga menutupi bagian leher. Teori sang ibu juga dikuatkan oleh pengalungan syal saat pemakaman.

Erasmus pasti sudah menutupi kejahatannya dengan menyembunyikan leher Zona yang dia patahkan.

Atas dasar pertimbangan itu, mereka menggali makam Zona dan mengulangi proses pemeriksaan. Kali ini pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh. Dr. Knapp bahkan melakukan otopsi yang berlangsung hingga kurang lebih 3 jam.

Dari hasil otopsi, ditemukan memar pada tubuh, khususnya bagian leher. Batang tenggorokan Zona dinyatakan patah dan ada bekas cekikan pada kulit sekitar leher. Tanpa menunggu lama, Erasmus dibawa untuk diinterogasi. Beberapa bukti penting membuatnya ditangkap untuk selanjutnya melakukan persidangan.

Selama menunggu jatah sidang, Erasmus dengan bangga mengatakan bahwa dia bercita-cita ingin menikahi 7 orang wanita. Selama masa tunggu itu juga, otoritas menggali riwayat kehidupan Erasmus, dan ditemukan bahwa Zona ternyata adalah istri ketiganya.

Pada pernikahan pertama, Erasmus bercerai. Istrinya mengaku tidak tahan pada sikap kasar sang suami. Istri kedua Erasmus meninggal oleh penyebab yang tidak diketahui.

Erasmus akhirnya dinyatakan bersalah dalam kasus kematian Zona berdasarkan bukti keadaan di rumah, riwayat kekerasan, dan juga keputusan kelompok juri persidangan.  Sekilas, memercayai tuduhan berdasarkan pengakuan sesosok hantu memanglah tidak masuk akal. Tetapi, pengakuan yang berakhir dengan penemuan bukti valid (patah leher) yang bisa dibuktikan oleh dokter sudah menggerakkan hati para juri.

Namun walaupun cerita Jane memberikan pengaruh besar dalam persidangan, cerita ini tidak disebutkan dalam catatan putusan. Sepertinya, hakim tidak ingin memasukkan rasa keraguan pada hasil akhir sidang.

___

Catatan Imel:

Cerita ini kutemukan di sebuah konten cerita milik Mr. Ballen di platform YT. Pas nonton, aku merinding bukan main dan memutuskan buat menuliskan ceritanya juga. Satu hal yang kutangkap dari cerita ini adalah sesuatu yang hangat dan mengharukan soal insting kecintaan seorang ibu.

Tidak sedikit yang menganggap bahwa Jane sudah berbohong soal penampakan. Dia bisa jadi adalah seorang wanita cerdas yang berusaha mengangkat isu kematian anaknya yang janggal ke permukaan. Membawa cerita bernuansa tahayul adalah trik terbaik saat itu.